Maria sunarto's Blog

Just another WordPress.com weblog


Leave a comment

Bahaya!! Modus Rekayasa Daging Babi Menjadi Daging Sapi


 

ruang hati | Apr 30, 2011 ] maria ] may 2011]

Mahalnya harga daging sapi menyebabkan beberapa orang mencoba memutar otak mencari keuntungan walau cara yang ditempuh membuat rugi orang lain. Inilah tipikal pengusaha yang layak disebut kriminal, meraup keuntungan diatas penderitaan orang lain.

Inilah praktek curang sebuah depot makanan Noodle di Cina yang memanipulasi daging babi menjadi daging sapi dengan cara-cara yang sangat membahayakan konsumen yang mengkonsumsinya. Walau di negeri tirai bambu Cina penduduknya bukan mayoritas muslim melainkan (non muslim) dimana menyantap makanan yang mengandung babi adalah haram bagi seorang muslim, namun tetap saja manipulasi daging babi menjadi baging sapi ini berbahaya bagi yang menyantapnya, karena digunakannya bahan-bahan kimia yang bisa menyebabkan kanker berbahaya bagi tubuh.

Photobucket

Photobucket

Proses manupulasi ini hanya membutuhkan waktu 90 menit menggunakan beberapa bahan kimia berbahaya bagi tubuh, yang pertama adalah ekstrak beef dan juga glazing agent yang biasa digunakan untuk memoles makanan tampak lebih bagus penampilannya. Kedua bahan ini mengandung zat aditif yang berbahaya yang bisa menyebabkan keracunan, cacat pada janin bahkan kanker pada orang dewasa. Belum lama ini pihak berwenang di wilayah Hefei Cina menemukan praktek curang ini di beberapa pedagang makanan Noodle di wilayahnya.

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Kejadian ini ternyata juga berlaku dibeberapa kota lain di Cina di wilayaH Fujian, Shanghai, Anhui dan Jiangxi. Seperti dikutip ruanghati.com dari media setempat News163 menyebutkan sejak terbongkarnya beberapa praktek manipulasi daging sapi dari daging babi ini membuat banyak orang takut mengkonsumsi makanan terutama Noodle.

Photobucket

Photobucket

Photobucket

Perbedaan yang terlihat jelas antara daging babi dengan daging sapi adalah serat serat pada dagingnya, pada daging babi, serat daging agak halus tidak seperti pada daging sapi yang benar2 serat daging yang kokoh, mudah untuk dipotong. daging babi ketika di potong agak lebih sulit daripada memotong daging sapi, dan tampilan pada serat daging babi adalah lebih pucat kurang terlihat jelas serat serat dagingnya, tidak seperti daging sapi yang merona merahnya, serat2nya terlihat sangat jelas, dan ketika di rebus, daging babi akan berubah menjadi putih, dan sebaliknya daging sapi akan berubah warna menjadi keabu-abuan saat direbus dalam air panas, serta pada daging babi setelah direbus akan tampak lebih mulus seratnya dibandingkan daging sapi yang seratnya terlihat mengeriput setelah direbus.

Tentunya praktek curang seperti ini tidak menutup kemungkinan bisa saja terjadi di Indonesia, oleh karenanya kita mesti waspada dalam mengkonsumsi makanan yang sehat juga halal. Pihak-pihak terkait seperti BPPOM mesti terlibat secara aktif dalam peran pengawasan makanan yang beredar di masyarakat luas.

Popularity: 1% [?]


Leave a comment

CANDI BOROBUDUR Menyimpan Pesan Untuk Masyarakat


 

Minggu, 08 Mei 2011

          Candi Borobudur adalah nama sebuah candi Buddha yang terletak  Magelang, Jawa Tengah. Lokasi candi adalah kurang lebih 100 km di sebelah barat daya Semarang dan 40 km di sebelah barat laut Yogyakarta.

Foto : google

Candi Borobudur  ini didirikan oleh para penganut agama Buddha Mahayana sekitar tahun 800-an Masehi pada masa pemerintahan Wangsa Syailendra. Dalam etnis Tionghoa candi ini disebut juga  (Hanyu Pinyin : pó luó fú tú) dalam bhasa Mandarin.
          Meskipun Candi Borobudur dibangun unuk pemeluk agama  Buddha; ia merupakan perwujudan kompromistis dengan ajaran Jawa.
          Dalam kajian kali ini narablog ingin berbagi informasi pengetahuan, selama narablog melakukan perjalanan di daerah Jawa Tengah. Informasi ini tidak memliki maksud dalam hal yang lain, kecuali hanya untuk berbagi  pengetahuan.
          Uniknya disini narablog menemukan suatu pembelajaran dari Candi Borobudur yang dijadikan penggambaran konsep kehidupan bagi masyarakat Jawa.

 

          Candi Borobudur terdiri dari 10 tingkat. ini jelas konsep 10 dunianya agama Buddha. Tetapi, 10 dunia tadi dibuat menjadi 4 tingkat atau tangga kehidupan.
          Tangga paling bawah adalah "kamadhatu" yang merupakan dunianya keinginan dari manusia. Pada tahap ini "zat hidup" manusia ingin hidup berwujud di bumi ini; ingin menemukan "awak", sarira, atau yang kita sebut badan untuk memujudkan keinginannya.

Foto: google
           Tangga berikutnya adalah "rupadhatu" yang merupakan ujud lahiriah atau keberadaan lahiriah. Zat hidup atau badan telah menemukan keberadaannya di bumi ini. Ia mengekspresikan dirinya dalam pergaulan hidup.
          Di dunia ini manusia berbuat, beramal dan bertindak untuk meraih tingkat hidup yang lebih tinggi. Tetapi, alam ini diliputi kegelapan. kita tidak tahu jalan menuju tangga berikutnya.
          Karena itu, pada alam ini manusia dituntut untuk mengendalikan keinginannya. karena badan kita sedang mengalami prose datangnya kematian.
          Manusia itu sebenarnya "born to die" dilahirkan untuk menghadapi kematian. kita makan dan minum setiap hari sebenarnya bukan untuk hidup. tetapi, hanya untuk menunda kematian. begitu kita lahir ke dunia ini, proses kematian itu sendiri terus berjalan.
          Ada lima lorong dalam "rupadhatu". lorong kelima merupakan laorong peralihan. menurut informasi salah seorang dari narasumber yang saya temui, dan yang tidak mau disebutkan namanya kepada narablog, kelima itu melambangkan ;

  1. Kama adalah kesengan sesual.
  2. Bandha adalah kesenangan terhadap harta dan benda.
  3. Kwasa adalah keinginan manusia berkuasa.
  4. Puja adalah sifat manusia yang ingin dipuja, dipuji dan dihormati.
  5. Anteng atau tenang, merupakan langkah manusia pada tahap awal untuk bisa menguasai dirinya. ini merupakan langkah untuk ke tangga "arupadhatu".

Arupadhatu adalah alam tanpa wujud. Jika kita mampu mengendalikan hidup kita, maka kita bisa menemukan jalan bagi kehidupan sesudahnya.
          Kita memang masih hidup di dunia, tetapi kita telah ada di "alam tanpa angan-angan", alam tanpa nilai, alam apa adanya.
         Manusia berkarya tanpa pamrih. Manusia sudah melepaskan diri  dari kepentingannya sendiri atau kelompoknya. Manusia memegang "agama" yang paling pas buat dirinya. bukan jalan yang disedaiakan oleh orang lain.
        Dalam keberadaan arupadhatu, manusia berusaha membebaskan dirinya dari tiga jeratan keinginannya, yaitu :

  1. Keinginan lahiriah yang lahir dari tuntutan badan jasmani.
  2. Keinginan pikiran yang lahir dari tuntutan non materi yang bersifat abstrak.
  3. Keingingan rohani atau spiritual yang lahir dari sebuah cita-cita atau obsesi hidup ini

         Pelataran arupadhatu ini juga merupakan simbol bagi rasa, cipta dan karsa. Laku anteng merupakan tangga transisi peralihan.
         Hidup begitu menetes pada daging, tulang dan otot, punya untuk merespons atau memberikan tanggapan terhadap lingkungannya.
         Daya rasa tumbuh dalam badan jasmasni. Kemudian manusia mencoba mengerti, memahami hal-hal yang ia tangkap.
         Ada cipta di dalam diri manusia. Manusia mencoba mengetahui objek-objek yang ada disetarnya. Bukan hanya tahu namanya, tetapi juga hubungan satu dengan yang lainnya. Ia ingin tahu kegunaannya. Kemudian daya hidup ini berkembang, dan lahirlah karsa.
         Ada karsa yang merupakan kehendak dalam diri manusia. pada kondisi tertentu rsa, cipta dan karsa ini dapat ,membelenggu manusia. Sehingga manusia hanya tertawan oleh khayalannya sendiri. oleh fantasi dan imajinasinya sendiri. termasuk khayalan dan imajinasi tentang Tuhan.
          Manusia seharusnya membuka dirinya terhadap anugerah dan rahmat tuhan. tetapi kenyataannya manusia menciptakan Tuhan dalam pikirannya.
         Patung-patung Budha yang dikerangkeng dalam stupa bila diejawantahkan merupakan semua angan-angan ketuhanan harus dikerangkeng. harus ditutupi dengan stupa. Tuhan yang ditemui adalah Tuhan yang bebas dari rupa dan bentuk segala angan-angan. tuhan yang bebas dari anggapan dan kepercayaan.

Foto : google
         Dalam tahap tersebut diatas, manusia berusaha nglakoni atau menjalankan hidup heneng, hening, dan mantheng.
         Heneng, diam meruakan usaha manusia untuk tidak menimbulkan riak kenegatifan dalam hidup. Kemudian pikirannya menjadi jernih, bening penuh dengan hikmat.

 

Lalu, ia mantheng, khusyuk hidupnya, menjadi rahmat, kasih-sayang bagi segala yang ada di sekelilingnya. Dalam hal spiritual Islam, inilah yang dinamakan jiwa mutmainah. Jiwa yang keberadaannya di alam mental, alam transisi antara dunia astral dan spiritual. jiwa ini sudah bebas dari ikatan ruang dan waktu.

Foto : google
          Tuhan Yang Satu, yang meliputi segalanya. inilah tuhan yang menjadi samudra bagi pulangnya "zat hidup" atau badan.. Jika manusia dapat membebaskan dirinya dari segala angan-angan dan menapaki kehidupan nyata, maka dialah yang berhak memasuki "nirupadhatu".  Di alam inilah manusia akan menemukan kelanggengan kekekalan dirinya. ia masuk ke dalam alam "suryaruri"
Suryaruri merupakan alam ketiadaan. Alam kebahagiaan yang bebas dari segala bentuk, baik yang pernah dilihat maupun yang hanya ada diangankan

disalin  dari “ejawantah”s blog