Maria sunarto's Blog

Just another WordPress.com weblog


Leave a comment

Moscow, Kota Besar Islam di Masa Depan


 

image

 

REPUBLIKA.CO.ID, MOSCOW – Bagi kalangan imigran negara-negara bekas pecahan Uni Soviet, Moscow menawarkan harapan kehidupan yang lebih baik.

Untuk Moscow, kedatangan mereka yang sebagian besar merupakan Muslim, menjadikan ibukota negeri Beruang Merah ini sebagai salah satu kota besar Muslim di masa depan. Saat ini, lebih dari dua juta umat Islam menetap di kota terbesar di Rusia ini. Mereka tinggal dan bekerja di Moscow.

Pada saat shalat Jumat tiba, praktis jalan-jalan utama di pusat kota mendadak macet. Puluhan ribu Muslim tumpah ruah di jalan-jalan tersebut. Bagi warga Moscow yang sudah terbiasa tentu maklum meski tak sedikit yang mengumpat.

"Jumlah kami terlalu besar. Beruntung ada masjid di kota ini. Meski sebenarnya masjid yang ada tidaklah siap menampung jutaan Muslim secara tiba-tiba," ungkap Ulugbek, seorang warga Moscow, seperti dikutip britishbusinessfinder.com, Kamis (22/3).

Anggota kelompok nasionalis Russovet, Yuri Gorsky, menilai kedatangan para imigran yang kebetulan Muslim merupakan dampak dari kemajuan yang dialami Moscow. "Rusia mungkin sedang membangun kembali gereja tapi Muslim juga tak berhenti membangun masjid," kata dia.

Gorsky mengaku tak keberatan Moscow dipenuhi orang-orang yang tidak berasal dari etnis Slavia. Namun, ia keberatan kalau Moscow di penuhi muslim. "Kami harus hentikan mereka," ketusnya.

Continue reading


2 Comments

CPO Indonesia Paling Tinggi Turunkan Emisi


 
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Menteri Pertanian Suswono menegaskan crude palm oil (CPO) Indonesia memiliki daya paling tinggi untuk menurunkan emisi. "Menurut penelitian, ini yang paling efisien dibanding minyak dari kedelai maupun jagung," katanya saat ditemui di kantornya, Kamis (22/3).

Karenanya, ia menuturkan tudingan AS selama ini yang menilai CPO Indonesia merusak lingkungan amat tidak beralasan. "Kita sedang kirimkan jawaban ke AS, kalau tidak diterima berarti AS hanya mencari-cari sesuatu dan tidak fair," tegasnya.

Sebelumnya, CPO Indonesia dianggap tidak memenuhi syarat minimal standar energi terbarukan AS terkait emisi gas rumah kaca, sebesar 20 persen. Notice of data availability (NODA) dari Environment Protection Agency (EPA) AS menyebutkan biofuel CPO Indonesia berada di level 17 persen.

Sedangkan untuk renewable diesel, EPA mencatat minimal standar energi terbarukannya hanya 11 persen. AS pun meminta tanggapan Indonesia paling lambat 28 Februari tetapi kemudian mundur hingga 28 Maret nanti.

Dari data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (GAPKI), hasil riset peneliti Indonesia dan Uni Eropa menunjukan CPO sebagai bahan biofuel mampu mengurangi emisi gas buang 37 hingga 49 persen. Ini jauh dari emisi yang mampu diserap kedelai dan jagung yang mendominasi ekspor AS.

Akibatnya sebagian pihak menilai AS merasa kehadiran sawit sebagai ancaman bagi komoditas ekspor utama AS itu. Apalagi, harga CPO cenderung lebih murah dibanding harga minyak kedelai dan jagung sekitar 1.084 dolar AS per t


Leave a comment

Tiga Pengebom KBRI Paris Ditahan


  • T

  • image

  • TRIBUNnews.com

TEMPO.CO , Paris – Tiga orang terduga pelaku peletak bom di depan Gedung Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Paris, Prancis, telah ditangkap polisi antiteror, Rabu 21 Maret 2012. Ketiganya tak hanya ditahan, tapi juga sedang diinterogasi oleh polisi antiteror Prancis.

Seperti dikutip BBC, ketiga orang itu ditangkap pukul 5.45 waktu setempat. Meski begitu sumber kepolisian menolak menyebutkan siapa sebenarnya ketiga pelaku peletak bom di KBRI Paris itu. "Kami menganggap kejadian ini sebuah keajaiban kecil," kata seorang pejabat polisi yang menolak disebutkan namanya kepada kantor berita AFP. "Beruntung dan ajaib, tidak ada korban jiwa dalam ledakan itu."

Rabu 21 Maret 2012 pagi kemarin terjadi ledakan di luar gedung KBRI di Paris, Prancis. Ledakan terjadi sekitar pukul 05.15 waktu setempat ketika jalanan sepi. Ledakan itu memecahkan kaca-kaca jendela dalam radius 50 meter dan menyulut api pada dua mobil yang diparkir dekat persimpangan jalan.

Lokasi ledakan berjarak 15-20 meter di seberang Kedutaan Besar, yang berada di gedung Rue Cortambert. Serangan tak menimbulkan korban luka tapi merusak kaca-kaca jendela. Polisi langsung bergegas melakukan penyelidikan.

Kepada wartawan, Kepala Staf Kepolisian Prancis Jean-Lous Fiamenghi mengungkapkan tas yang berisi bom itu dipergoki berada di bawah jendela Kedutaan oleh seorang pekerja kebersihan. "Dia melihat isi tas, membukanya, dan berpikir itu pasti sebuah bom begitu melihat sebuah kaleng yang ditempeli kabel-kabel,” ucap Fiamenghi. »Dia kemudian menjatuhkannya, meninggalkan area, dan memanggil polisi. Saat itulah benda tersebut meledak.”

Pemerintah Indonesia mengatakan prihatin dengan ledakan yang terjadi dan akan bekerja sama dengan polisi Prancis. "Saya ingin polisi diizinkan melakukan penyelidikan mereka sebelum kita mulai berspekulasi mengapa hal ini terjadi di depan kedutaan kita dan apakah kita target," kata Menteri Luar Negeri Indonesia Marty Natalegawa.